ini adalah cerpen perdana yang saya upload di blog ini semoga menghibur dan bisa menghilangkan sedikit dahaga kalian wwkwkwk
selamat membaca bloggers jangan lupa nitip komennya dan sarannya
Seorang lelaki dengan
tubuh tegap membawa seorang wanita tertatih kemudian mereka jongkok di atas
pusara, mereka menangis sejadi-jadinya.
“aku gak akan melupakan
kebaikan dia selamanya Sef, dia udah jadi penyelamatku, dia merelakan hidupnya
demi aku.” wanita membuka pembicaraan
“iya walau bagaimanapun
aku akan tetap mencintainya juga mencintaimu, karena separuh dirinya ada di
dirimu” jawab pria itu menimpali.
“aku tidak menyangka
dia sebaik itu, cepat sekali dia berubah”.
“aku pun tak tahu setahuku dia tetap terbaik di
hatiku”.
***
Pagi itu lelaki berparas tampan dan rupawan berjalan
terburu-buru di koridor sekolah. Hari itu ia menjadi salah satu petugas upacara
bendera, sesekali diliriknya arloji di tangan kirinya, ia sudah telat limabelas
menit dari waktu yang ditentukan untuk persiapan, saat ia melintasi beberapa
kelas dari kejauhan terdengar sayup-sayup suara memanggilnya dan terhenti
sejenak, dilihatnya ada sosok wanita dengan jilbab lebar dan berkaca mata
menghampirinya, ternyata itu teman kelasnya dengan senyumnya yang tersungging
sembari mengatakan bahwa ia sudah dtunggu di lapangan upaca, dengan periapan
seadanya ia menjadi pemimpin upacara. Setelah berakhirnya upacara, ia masuk
kelas dan memulai pelajaran seperti biasa, ketika istirahat ada seorang wanita
menghampirinya, wanita itu adalah pacarnya dan mereka memulai obrolan.
“sayang nanti aku mau
dianterin ke toko buku ya” ucap sang pacar dengan manja.
“iya sayang nanti aku
anter kok, tenang aja” lelaki itu menyahut tanpa paksaan.
Sepulang sekolah Sefta
membonceng Rika dengan menunggangi R15, melintas di depan teman sekelasnya yang
sedang berjalan.
“hai ndin aku pulang
dulu ya” sapa lelaki itu dari atas motor.
Wanita itu hanya
menunduk dan tak menjawab apapun, mukanya memerah seperti tomat matang yang
merekah. Hatinya berdesir, namun ia langsung berucap
“astagfirullah kenapa
hatiku berdesir dan pikiran ini menguasaiku, bukankah ini dosa, wahai hati
maafkanlah pemilikmu ini”.
***
Lelaki itu adalah Sefta, begitulah ia biasa dipanggil
oleh teman-temannya, parasnya yang tampan dan rupawan membuatnya duduk di jajaran
anak-anak hits di SMP N Kurnia, ia menjabat sebagai ketua rohis. Andin adalah
teman sekelas Sefta yang mengenakan jilbab lebar dan berkacamata, ia memiliki paras
cantik dan solehah, terlihat dari caranya berpakaian. Andin sudah lama
menyimpan perasaan pada Sefta, tapi harga dirinya menolak untuk mengatakannya,
dan lebih memilih untuk diam menyimpan perasaannya dalam-dalam. Rika, anak
pemilik Yayasan SMP N Kurnia yang centil, pintar dan cantik selalu menawan
Sefta, mereka sudah pacaran selama 1 tahun.
Di halaman sekolah entah mengapa Rika dan Sefta terlibat
cekcok, hanya gara-gara Rika merasa tidak diperdulikan Sefta yang terlalu sibuk
mengurusi organisasinya ketimbang dirinya, Sefta menarik Rika ke tengah koridor
agar tak terlihat oleh anak kelas mereka, ia mulai menyeramahi Rika.
“sayang tolong ngertiin
aku dong, rohis baru mau mengadakan event jadi aku sebagai ketua ikut andil di
dalamnya untuk membantu kelancaran acara tersebut, maafin aku ya”. Dengan
sedikit membentak Sefta memberi pengertian.
“ini bukan yang pertama
kamu bagini Sef, aku udah nggak betah lagi sama kamu, aku juga sering liat kamu
deketan terus sama Andin, jangan-jangan kalian main dibelakang aku ya” Rika menjawab
dengan ketus.
“kamu cemburu ya sama
Andin, aku gak ada apa-apa sama dia, wajar aku deket sama dia terus, dia kan
sekertaris aku, ada agenda apapun dia selalu ngabarin aku, itu hanya sebatas
teman organisasi sayang.”Sefta menimpali dengan muka serius.
“sudahlah aku sudah ga
betah ditinggalin terus sama kamu, lebih baik kita putus saja”. Sembari menagis
ia berlalu.
Sefta hanya terdiam, ia
bingung harus meneruskan rapat yang ditinggalnya atau harus mengejar Rika .
***
Keesokan harinya Andin melihat Rika diajak pergi oleh
geng yang terkenal nakal, sepertinya mereka akan mengadakan parti di rumah
salah satu anggota geng, yaitu Ratna yang sekaligus menjabat sebagai ketua
geng. Mereka berangkat menggunakan Honda Jazz putih berbalut pink dengan corak
Hello Kitty diseluruh mobilnya, tak salah lagi itu adalah mobil Ratna.
“gaiss hari ini kita party
di rumah gue, setujuuu semuaa?”
“setujuu” mereka
menjawab dengan girang, begitu juga Rika.
Rika yang baru saja putus dari Sefta merasa saatnyalah
meluapkan kesedihannya, ia begitu bersemangat. Andin yang merasa peduli dengan
Rika mencoba mengingatkannya lewat pesan BBM, tapi hasilnya nihil, Rika
mengacuhkan pesan BBM darinya.
Rika semenjak ditinggal ayahnya ke luar negeri memang
selalu bebas tanpa pengawasan, wajar ia anak satu-satunya di keluarga itu,
ayahnya sangat menyayanginya, apa yang diminta selalu diberi. Walau begitu ia
merasa kurang mendapat kasih sayang dari keluargnya, ditambah dengan
bercerainya ayah dan ibunya membuat ia mencari kasih sayang lain di luar.
***
Malam itu pesta sangat meriah, gemerlap lampu,
minum-minuman haram semua tersedia di sana, laki-laki perempauan bercampur jadi
satu, Rika yang sedari tadi memegang segelas bir selalu mengisi ulang gelasnya,
ia mabuk berat. Setelah pesta Rika memutuskan untuk pulang sendiri, bnyak yang
menawarkan untuk mengantar tapi ia tetap pada keputusannya.
Jalannya gotai menyusuri dingginnya malam, sampah
berseraka, jalanan malam itu sepi, ibu kota memamng selalu menghadirkan kisah
berbeda setiap malamnya, di gang-gang gerombolan lelaki nakal menggodanya, ia
hanya megacungkan jari tengah seraya nyengir, cukup membuat gerombolan itu
takut mendekatinya.
Ketika akan menyeberang jalan Rika terus melamun, betapa
tidak adilnya Tuhan, ia memang diberi kebebasan tapi sama sekali tidak diberi
kasih sayang oleh kedua orangtuanya, kunang-kunang malam hanya termanggu
melihat geliat tubuhnya, tanpa tersadar
mobil truk dari arah berlawanan melaju
dengan kecepatan kencang dan menabraknya, tubuhnya terhempas ke
semak-semak, namun ia tak merasakan apapun, apa ia sudah mati? Perasaan itu
terus menggelayuti pikirannya, ia lihat sesosok wanita, sedang terkapar penuh
darah, mobil truk yang sekilas ia lihat tadi langsung tancap gas meninggalkan sesosok
wanita bercucuran darah itu. Rika merasakan ada butiran hangat mengalir melintasi
pipi halusnya, semakin deras dan semakin membuatnya sesegukan, ia pandangi
wanita itu, sejurus kemudian ambulance membawa
meraka menuju rumah sakit terdekat.
namun sedetik sebelum kejadian tesebut Andin
yang sedari tadi mengikuti Rika mendorongnya ketrotoar sehingga Rika terjatuh i
trotoar dan tubuh Andin menjadi sasaran empuk mobil truk.
*****
Di rumah sakit Sefta
bersama orang tua Rika menunggu di depan pintu ruang ICU, keadaan Andin kritis,
matanya buta terkena percikn kaca mobil, dan kakinya lumpuh terlindas truk.
Rika pun hanya luka ringan di kepalanya. Seluruh biaya pengobatan ditanggung
oleh orangtua Rika.
Seminggu setelah
kecelakaan Rika yang sudah sembuh terlebih dahulu sering menjenguk Andin di
rumah sakit, ia selalu menghibur malaikatnya itu, baginya Andin sekarang sudah
dianggapnya sebagai saudaranya sendiri, Sefta yang selalu mengantarnya juga
ikut menjenguk Andin, mereka berdua balikan setelah kejadian tersebut tapi tak
bisa seromantis dulu. Andin yang buta dan lumpuh hanya bisa bersimpuh, namun
senyumnya masih selalu menghiasi ranum wajahnya. Ia tak ingin terlihat sedih di
depan sahabat barunya Rika.
***
Pagi itu Rika mendadak
pusing dan pingsan, keluarga yang panik segera membawanya ke rumah sakit. Di
rumah sakit Rika terbaring lemah dan pucat, sambil memegangi kepalanya ia
meringis.
“ma, pa, apa yang
dibilang dokter, aku sakit apa?” Rika pura-pura bertaya sebenarnya ia sudah tau
kalau ia terkena kangker stadium akhir.
“kamu tidak apa-apa
sayang, Cuma butuh isitirahat aja kok.” Sahut mama Rika.
“Andin mana ma?”.
“dia di ruang sebelah
lagi istirshst kok”. Jawab mama
“ma aku pengen deh liat
Andin seneng, mungkin kalo dia bisa melihat dia bisa seneng kaya dulu ma”. Rika
bercetus,
Tak berapa lama ruangan
hening, Rika kejang-kejang dan kehilangan kesadaran, dokter segera datang dan
membawanya ke ruang operasi.
Andin merasa ada yang
tidak beres dengan sahabat di sebelahnya itu, ia memutuskan untuk turun dengan meraba-raba,
karena penglihatnnya masih tak berfungsi, ia terus memaksakan diri sehingga ia
terjatuh dan pingsan, monitor disebelahnya bergambar lurus.
***
Setelah kejadia itu
berlalu, seorang lelaki dengan tubuh tegap membawa seorang wanita tertatih
kemudian mereka jongkok di atas pusara, mereka menangis sejadi-jadinya.
“aku gak akan melupakan
kebaikan dia selamanya Sef, dia udah jadi penyelamatku, dia merelakan hidupnya
demi aku.” wanita itu memulai
pembicaraan
“iya walau bagaimanapun
aku akan tetap mencintainya juga mencintaimu, karena separuh dirinya adalah
dirimu” jawab pria itu menimpali.
“aku gak nyangka dia
sebaik itu, cepat sekali dia berubah”.
“aku pun tak tahu
setahuku dia tetap terbaik di hatiku”.
Ini ada surat untukmu
Andin
“Andin, sahabatku, aku
ingin melihat kamu bahagia selamanya bersama Sefta, aku tahu kok kamu selalu
tersenyum manis, muka merahmu itu tak mungkin kamu sembunyikan dari wajah
polosmu itu, kamu yang selalu melihat Sefta dari kejauhan, mengaguminya dan
mencintainya dengan diam-diam, sekarang aku berikan semuanya untukmu Andin,
mata ini, kaki ini, hanya semata-mata aku sayang sama kamu dan ingin melihat
kamu bahagia, senyum selalu ya ndin”
Ttd sahabatmu Rika
Selapas membaca surat
itu Andin langsung menangis tersedu-sedu. Tak disangka mata yang diberikan
dokter adalah mata Rika, mata sahabatnya sendiri. Kemudia ia berjanji akan
menjaga mata itu untuk selamanya, juga menjaga kekasih mereka berdua yaitu
Sefta, yang sama-sama mereka sayangi.
pengorbanan yang indah di akhir senja dari seorang perempuan, takkan lekang oleh waktu
Tamat-___-