Hari
ini hujan lebat menyapu seantero Candi Borobudur, candi yang sempat dinobatkan
menjadi salah satu keajaiban dunia, yang kemudian dilain hari tidak lagi
menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia, saat ini tanggal 15 desembar
2013, aku sedang berdiri di samping tangga tempat biasa orang turun, tangga
ini letaknya di sebelah timur Candi, karena tangga sebelah utara khusus untuk tangga
masuk, walaupun khusus untuk keluar namun tetap saja ramai akan suasana yang
sejenak membuat aku tertegun melihat pemandangan yang tak asing lagi, tapi entah
mengapa aku merasa betah disini, sendiri, yah sendiri menikmati pesona yang
menarikku untuk berlama-lama disini, membuat hoby baru, mengungkapkan betapa
indah nikmat Tuhan yang ku rasakan hari ini, aku masih berdiri disini di samping stupa yang malu-malu mengintip
dari celah batu yang mengurungnya, mungkin ia penasaran, apa yang diperhatikan
oleh pemuda gempal berkulit sawo matang berdiri
tertegun hanya untuk menikmati suasana, ketika aku meliriknya ia malu-mlau dan
kembali keposisinya, dasar stupa nakal, menganggu saja kenikmatan orang. Di tangga itu aku
melihat sekaligus mendengar turis mancanegara bercakap-cakap menggunakan bahasa
mereka, aku agak kurang mengerti ucapan mereka, namun satu yang bisa aku
tangkap, pasti mereka sedang memuji keindahan Borobudur ini, disini aku juga
mendengar berbagai bahasa, melihat bagaimana mereka turun, cara yang unik,
sepasang suami istri sedang bermesraan, lelaki itu membantu pasangannya turun
dari tangga yang terbuat dari batu besar nan keras juga tinggi, jadi jika tidak
berhati-hati, akan berakibat fatal.
Huh....
Hari ini aku hanya
ingin menikmati hari, hari yang indah sebelum aku kembali melakukan rutinitas
yang melelahkan dan sangat-sangat membosankan, berkutat dengan tugas,
aktivitas organisasi, dan semua yang membuat aku penat dibuatnya. Dari tadi aku
belum mengambil satu foto pun dari
handphone yang dari tadi ku pegang, namun aku lebih
suka menuliskannya, karna aku tak membawa kertas dan pena, jadi aku menulisnya
dalam bentuk ketikan handphone bututku, handphone yang selalu setia menemaniku
menjalani rutinitasku yang penuh dengan serba-serbi keindahan, carut-marut
kepedihan dan indahnya kebersamaan. Tulisan ini adalah tulisan ababilku,
tulisan yang telah berumur dua tahun, yah mungkin sedikit yang bisa diambil
dari tulisan ini yaitu jangan terpacu pada satu alasan untuk menikmati hidup,
karena banyak alasan mengapa engkau harus hidup di dunia ini, akan ada banyak
alasan Tuhan memberimu nafas, untuk sekedar menikmati hamparan Borobudur, ada
alasan mengapa kakimu dibuat kuat hanya untuk menopang tubuhmu, akan lebih
banyak alasan lagi mengapa engkau harus menulis yang biasanya engkau gunakan
media untuk mencurahkan perasaanmu malam ini.
Selamat membaca postingan selanjutnyaa yaa... -__-

Tidak ada komentar:
Posting Komentar