BLOG INI BERISI Konten yang agak keras tapi lembut dan setiap postingan kalo suka harap ninggalin jejak berupa koment ya
Rabu, 09 Desember 2015
Share your morning
Pagi ini masih seperti pagi-pagi sebelumnya, masih dengan rutinitas yang membosankan, saking bosannya saya selalu mengeluhkan hal tersebut pada dosen saya, atau ibu saya, atau ibu dari dosen saya, atau kepada sandal jepit biru yang selalu menemani saya menemui ibu dari dosen saya itu, hal yang saya keluhkan adalah rutinitas yang saya anggap buruk bangun subuh jam 5 padahal adzan subuh jam 4, sholat kemudian tidur lagi, bangun lagi jam 6 ganti posisi tidur yang mirip spiderman lagi boker kemudian tidur lagi dan seperti itu terus setiap harinya sampai spiderman tua berjenggot dan anak dari anaknya sudah punya anak dari anaknya yang ketujuh. Rutinitas ini sudah berlangsung selama kurang lebih 1 tahun terakhir, dan seperti sudah menjadi kebiasaan yang telah mendarah daging, daging jadi darah, darah jadi daging seperti itu terus menerus setelah negara api menyerang dan saya sampai belom ganti cd. Balik lagi ke rutinitas, sebenarnya rutinitas adalah suatu kegiatan yang selalu kita lakukan setiap harinya, hampir sama dan selalu di waktu yang sama, saya selalu menyalahkan keadaan dan tempat, karena ketika dulu masih sekolah di pondok saya merasa rutinitas saya baik-baik saja, ketika di pondok dulu bangun pagi, sholat subuh berjama'ah kemudian ngaji bareng, olahraga dikit di kamar mandi kemudian sarapan dan berangkat, hampir tiada waktu yang bisa digunakan untuk tidur saat itu, namun jika dibandingkan dengan ketika saya kuliah sangat jauh bedanya, bangun subuh telat, masih bisa tidur lagi, walaupun masuk kuliah jam 7 pun harus ada waktu setengah jam untuk tidur, rasanya seperti rugi banget kalo gak tidur lagi, ibarat udah ketemu Jessica Milla di depan mata tapi gak foto malah cuma bisa nimpukin mukanya pake sendal jepit. Oke tapi saya selalu punya pendapat lain mengenai rutinitas ini, saya masih menganggap selalu ada hikmah di balik ini semua, tidak lain adalah pelampiasan saat di pondok dulu, yah cuma itu sebenarnya, kalo ditelvon mama paling cuma bilang
"Yogi tadi pagi bangun jam berapa"
"Bangun di jam yang tepat ma"
"Jam yang tepat maksudnya"
"Iya jam jam dimana yogi bisa tidur lagi maa..."
"-__-...."
Pagi ini terasa beda banget, saya seolah mendapat suntikan anti rabies baru dari bidan sebelah asrama saya tinggal, maksudnya suntikan semangat ges, bangun yahh seperti biasa kemudian olahraga dikit di kamar mandi dan berangkat tepat pukul 7 (padahal kuliah masuk pukul 7) wajar saya adalah mahasiswa yang sangat menghargai extra time dari dosen, yaitu 15 menit toleransi. Sedikit terburu-buru saya menunggangi vixi dengan tegas dan beradab, nama vixi sebenarnya berasa dari nama Yamaha Vixion yang dibelikan romo saya waktu semester 2 dibayar kredit 3,5 tahun lamanya, jadi bisa dibayangin kan kreditnya sengaja dibuat biar nyamain waktu kuliah saya besok, mungkin ayah berpendapat kalo Yogi gak lulus-lulus gausah lunasin aja motornya simpel kan?. Yes balik lagi ke jalanan, dengan sedikit terburu-buru vixi saya genjot agar bisa sampai ke kampus tepat waktu, dengan lagak ngebut seperti valentino rossi balapan sama farhat abas di selokan. saya dikejutkan dengan sebuah mobil yang tiba-tiba melambatkan jalannya, sontak saya mengerem sejadinya sehingga mengakibatkan ban vixi berdecit seperti bunyi hamster mau kawin, ciiittt ciicciicuiitt,(itu bunyi burung) mendadak saya geram dengan sopir mobil sedan hitam tersebut, gak mikir apa di jalanan sedang ada mahasiswa yg udah telat beberapa menit, saya mengumpat sejadinya agar rasa kesal saya hilang, namun sesaat umpatan saya berhenti dan berganti menjadi tertegun dengan senyum tukang becak yang sedang berjalan tepat di samping mobil sedan hitam tersebut, ternyata sopir tersebut membagikan sesuatu yang tidak terlalu jelas aku melihat, mungkin bom molotov sisa perang dunia 2 atau apa saya juga kurang tau. Sesaat perjalanan berlanjut dan berganti dengan senyuman yang merekah untuk pagi ini. Saya selalu terharu dengan mereka yang selalu bisa berbagi dan terkadang saya menyesal karena saya kurang bisa berbagi, ada pengemis kadang saya pura-pura sok ganteng nampangin muka mitip benedict cumberbath, ada pengamen banci kadang pasang muka cool aliando dan akhirnya dicolek juga, mengakibatkan saya harus mandi wajib 10 kali yang terakhir make daun kelor dan kembang 7 rupa, yah seperti itu kadang realitanya. Tapi kemudian saya berpikir saya sepertinya sudah berbagi tapi bukan dalam bentuk uang tapi ilmu dan berbagi kebahagian bersama warga Baros di Kretek Bantul Yogyakarta 5-6 Desember kemaren, kegiatan ini kami namai UAD Berbagi, yah alhamdulillah buat nutupin harga diri di mata Tuhan kelak. Yess akhirnya sampai juga kita di penghujung tulisan simpulnya adalah "pagi selalu menawarkan pesona yang berbeda, tergantung bagaimana seseorang menyikapinya, contoh pagi ini saya semakin menjadi pribadi yang suka berbagi, kentut bau ketek selalu saya berikan dan anehnya mereka justru marah-marah padalah berbagi bisa dalam bentuk apapun yang penting ikhlas buka?"
Jika pagimu kurang menarik bagimu maka sempatkanlah menikmatinya, karena pagi bukan untuk ditunggu tapi pasti datang, karena pagi bukan bukan hanya pagi awali dengan bismillah dan selamat pagii
"Sempatkan dirimu selagi selo jangan selokan dirimu selagi sempat"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar